Tuesday, April 19, 2016

Pengalaman Berbelanja di AliExpress dan Pengiriman EMS

Salah satu portal jual beli terbesar saat ini adalah AliExpress yang kebanyakan menjual produk-produk dari negara China. Karena setelah saya coba cari-cari produk Amerika atau Eropa tidak ada (untuk kebutuhan saya). Ada itupun copy paste tampilannya saja. Secara kualitas entah bisa dipertanggungjawabkan atau tidak.

Pada kesempatan ini saya coba berbelanja sebuah inverter untuk kebutuhan saya dirumah orang tua dalam membangun Solar Home System. Setelah lumayan muter-muter mencari barang yang sesuai akhirnya saya memutuskan untuk membeli inverter pure sine dengan daya 800w. Nah disinilah titik dimana saya terbantu dengan berbelanja di AliExpress, yaitu masalah pembayaran. AliExpress menyediakan pembayaran dengan menggunakan Mandiri Clickpay. Sistem pembayaran yang sering saya pakai juga jika berbelanja di Tokopedia. Sangat membantu karena tidak perlu mempunyai credit card.

Awal akan menggunakan Mandiri Clickpay juga sempat telpon CS Mandiri dulu sebelum akhirnya memakainya untuk berbelanja di AliExpress. Kenapa? Karena di AliExpress ada sistem refund jika barang yang tidak sesuai, barang tidak sampai, atau pesanan dibatalkan oleh penjual. Ternyata untuk menangani refund ini (jika benar-benar terjadi) maka kita perlu membuat laporan di bank Mandiri terdekat. Prosesnya sekitar 7-14hari. Sedangkan uangnya akan kembali ke rekening kita.

Lanjut ke pembayaran, saya harus memillih pembayaran DOKU terlebih dahulu sebelum saya melihat icon Mandiri Clickpay. Proses selanjutnya sama persis ketika kita menggunakan Mandiri Clickpay biasanya. Memasukkan nomor kartu debit, lalu menggunakan token bank Mandiri. Proses validasinya cukup cepat, saya melakukan pembayaran Sabtu sore (26/03), dan Minggu pagi (27/03) saya mendapatkan pesan dari seller bahwa dia akan mengirim barang pada hari Senin. Miriplah kalau kita berbelanja di Tokopedia juga prosesnya kurang lebih seperti itu.

Dan setelah menunggu hari Senin (28/03), sorenya saya sudah mendapat tracking number pengiriman pesanan saya. Saya pilih menggunakan EMS (Express Mail Service) sebagai jasa pengiriman. Tentu dengan banyak pertimbangan yang akan saya bahas di post berikutnya. Sampai detik ini saya menulis ini, saya belum mendapatkan kiriman saya karena baru selesai proses di Bea Cukai.

Update:
Dan pada akhirnya, tanggal 13/03 saya melihat di web tracking EMS bahwa kiriman telah ada di Kantor Pos. Tanpa babibu, pada keesokan harinya pagi-pagi saya langsung menuju Kantor Pos Jakarta Timur 13000 untuk mengambil kiriman tersebut.
Sampai kantor pos, ternyata banyak loket. Bingung, saya tanya satpam yang sedang berjaga. Disuruh menunjukkan bukti pengambilan. Nah, disini saya tidak punya. Karena prosesnya memang harusnya Kantor Pos akan mengirimkan surat panggilan untuk mengambil kiriman EMS tersebut. Untung saya bawa surat dari bea cukai. Dibacalah oleh bapak satpam tersebut, dan menyuruh saya menuju ke belakang di gudangnya langsung.
Tidak lama akhirnya sampai ke meja tempat pengambilan kiriman EMS. Ternyata petugasnya belum datang. FYI, saya itu saya sampai kantor pos jam 8.00. Sambil menunggu petugasnya datang, iseng saya lihat Pak Pos yang sedang memilah millih kiriman pos. Persis kaya yang pernah saya lihat di TV (kalau tidak salah di acara Laptop Si Unyil).
Akhirnya jam 9 kurang, petugasnya datang. Yang langsung disapa beliau dengan sapaan Selamat Pagi. Ternyata kalau mengikuti surat panggilan, memang harusnya jam 9 pagi. Okelah tidak apa-apa. Kemudian menunggu sebentar bapak pos itu bersiap-siap dengan dokumen-dokumennya. Dicari-cari memang sudah ada di Kantor Pos Jakarta Timur, tapi ternyata masih ada di bagian antaran dimana barang kiriman masih "dikarungi", dan saya diminta untuk menuju bagian tersebut dulu.
Sampai di ruang antaran, saya bertemu dengan bapak Mahfud, kemudian di cek oleh beliau. Dan, alhamdulillah ketemu. Kemudian kembali ke meja penerimaan kiriman EMS.
Setelah di cek, harus bayar pajak langsung saya bayar di meja tersebut. Dengan biaya administrasi Rp 3000 dan di bukti penerimaan barang sebelah pojok bawah di tulis "Titip Pajak". Karena memang harusnya ke loket untuk membayarkan pajaknya. Lumayan untuk bolak-balik dari loket ke tempat pengambilannya sehingga saya titipkan saja uang tersebut.
Demikianlah akhirnya pesanan saya dari belanja di AliExpress selamat sampai tujuan. Ternyata lumayan besar kemasannya. Plus ditambah lakban Pos Indonesia di bagian bawah kardus. Ya, itu untuk tutup kembali dari di buka waktu pemeriksaan oleh Bea Cukai di Cengkareng.

Tanggal 18/04 saya mendapat surat pemberitahuan untuk pengambilan kiriman EMS atau 4 hari setelah saya langsung mendatangi kantor pos untuk mengambil kiriman tersebut. Dan, ternyata di surat tersebut tidak disebutkan jam pengambilannya. Hanya disebutkan maksimal sampai jam 11.

Pengalaman Menggunakan EMS (Express Mail Service)

Pengalaman ini saya tulis menyambung dengan pengalaman berbelanja di AliExpress karena memang jadi satu kesatuan dikala kita berbelanja online pastilah menggunakan jasa pengiriman barang.
Ada beberapa alasan kenapa saya pada akhirnya menggunaan EMS sebagai jasa pengirimannya.
1. Karena EMS murah (tidak juga), tapi setidaknya akan terasa lebih murah terutama ketika sudah sampai Indonesia. Bisa dilihat di http://www.bcsoetta.net/v2/page/melalui-pos-ems bahwa disitu kita masih bisa melayangkan keberatan atas Bea masuk jika memang perhitungan tidak sesuai.
2. EMS tidak menambahkan biaya handling dan biaya-biaya lainnya selain biaya "bungkus". Berbeda dengan PJT (Perusahaan Jasa Titipan) yang akan menagih Anda dengan tambahan biaya-biaya lainnya. Seperti handling fee, gudang (bila terlalu lama) dll.

Kekurangannya adalah
1. Prosesnya lama, karena kita akan dikonfirmasi terlebih dahulu mengenai barang yang kita beli yaitu bukti bayar. Konfirmasinya kita akan mendapatkan surat dari bea cukai. Karena pengalaman pertama ini saya tidak melakukan hal diatas sehingga kepengurusan jadi 8 hari lebih. Dan siang tadi saya mendapatkan surat konfirmasi dari pihak bea cukai untuk mengirimkan bukti bayar ke email mereka. Sebelumnya sudah saya kirim setelah saya bertanya di akun twitter tim bea cukai bahwa saya perlu mengirimkan bukti bayar tersebut.
Untuk mengakali hal tersebut, sebaiknya saat barang akan masuk Indonesia, segera kirimkan bukti bayar ke email bea cukai yang menangani kiriman kita ditambah dengan NPWP kita (lumayan PPh jadi hanya 7.5%) dan juga menyertakan tracking numbernya. Dalam hal ini saya sebagai penerima di Jakarta, maka kiriman tersebut ada 2 kemungkinan tempat pengurusan bea masuk, yaitu di Bea Cukai Soekarno Hatta atau di kantor pos Pasar Baru. Bea Cukai Soekarno Hatta HANYA menangani kiriman EMS dengan kode awal tracking number "E" dan tujuan pengiriman ke Jabodetabek. Selain dari kode awal tracking number "E" pengurusan paket dilakukan di Kantor Pos Pasar Baru. Selain Jabodetabek mungkin bisa ditanyakan ke Kantor Pos Pemeriksa terdekat (Kantor Pos tingkat kabupaten).
2. Pengambilan paket dilakukan di Kantor Pos terdekat (Kantor Pos Pemeriksa). Mau g mau saya harus mampir ke kantor pos untuk membayarkan bea masuk dan juga mengambil paket saya.

Demikian sedikit sharing dari saya. Semoga bermanfaat.

* mengenai jenis Kantor Pos Pemeriksa ini baru asumsi saya, saya sendiri sedang mencari tahu apa itu Kantor Pos Pemeriksa, tetapi sepenangkapan yang saya baca di Kantor Pos Pemeriksa juga terdapat orang bea cukai yang akan melakukan proses penghitungan bea masuk.
Kantor Pos jenis ini berada di setingkat kabupaten. Untuk pencarian kantor pos pemeriksa yang terdekat dengan lokasi Anda, silahkan di link http://kantorpos.posindonesia.co.id/kantorpospemeriksalist.php?cmd=resetall

** Sekalipun kiriman Anda di tracing pernah ada di BC Soetta, tidak menjadi acuan bahwa barang Anda dilakukan pemeriksaan di BC Soetta. Di Soetta HANYA numpang lewat saja untuk diteruskan di Kantor Pos Pemeriksa terdekat dengan lokasi penerima.

* Kiriman EMS yang tidak terkena Bea Masuk, akan langsung dikirim ke alamat si penerima. Jadi jika anda mendapat kiriman dengan harga <= $50 tinggal duduk manis saja di rumah menunggu. Ingat $50 adalah harga barang plus biaya kirim.

Tulisan saya ini hanyalah apa yang saya tahu dan saya alami. Beberapa tambahan merupakan hasil baca dan analisa saya dari beberapa sumber, termasuk didalamnya akun twitter Bea Cukai Soekarno Hatta, forum, dan blog-blog yang melakukan sharing hal yang serupa.