Sudah setahun ini saya utak-atik solar panel. Saya pasang solar panel di rumah orang tua di kampung saya di Kebumen. Dulu awalnya karena kepikiran, saat itu anak saya yang baru beberapa bulan umurnya, sedang "diinapkan" dirumah orang tua. Seperti kebiasaan listrik PLN di perkampungan sering byar pet, sehingga membuat saya untuk terpikir memasang listrik "backup". Akhirnya memutuskan untuk menggunakan solar panel.
Sebenarnya keinginan untuk memasang solar panel sudah sejak lama saya inginkan. Tapi terkendala oleh biaya. Hitungan per wp (watt peak) saja saat ini masih dikisaran Rp 10.000 - 15.000. Biasanya tergantung merk dan tentu saja kualitas solar panel tersebut (biasanya disebutkan dengan "Grade")
Solar panel yang terpasang dirumah saya saat ini adalah sebagai berikut
1. 2x100wp poly solar panel SSeries, rangkai paralel
2. 2x100ah Aki Zanetta
3. 1x MPPT Solar Charge Controller 20A, 12/24v
4. 1x Inverter Pure Wave 800w
Untuk penggunaan dirumah tersebut. Selain diubah ke listrik AC, secara langsung saya juga menggunakan arus DC untuk menyalakan lampu dikamar mandi. Dan digunakan di beberapa ruangan untuk menyalakan lampu DC sebagai lampu darurat. Seperti ruang tamu dan ruang keluarga. Karena penggunaan listrik di ruang tersebut cukup boros.
Saat ini, semua hasil dari solar panel saya gunakan untuk menyalakan lampu saja. Sebenarnya jika mau dihitung-hitung jika saya menggunakan system off grid seperti ini akan sangat "boros" biaya. Kenapa bisa begitu. Berikut sedikit perhitungannya.
Total daya rumah orang tua saya sekarang adalah menggunakan listrik PLN 900w. Seandainya 900w tersebut full dipakai secara rata-rata selama 10jam sehari, maka total penggunaan adalah 900w x 10h yaitu 9000wh atau 9000VAh.
Berapa baterai atau aki yang saya butuhkan untuk mendapatkan nilai 9000VAh tersebut?
Seperti kita tahu baterai yang disarankan untuk penggunaan solar panel adalah jenis VRLA, dengan beda potensial yang umum dipakai adalah 12v. Saya memilih membeli baterai dengan kemampuan 100Ah. Total daya yang bisa disimpan satu baterai adalah 12v x 100Ah = 1200Ah. Sehingga total baterai yang saya butuhkan adalah 9000 / 1200 = 7.5 buah.
Eits, tunggu dulu. Nilai itu belum final. Penggunaan baterai haruslah mempertimbangkan DoD (Depth of Discharge) atau batas baterai menyalurkan energinya. Dari berbagai sumber, untuk baterai VRLA disarankan DoD tidak lebih dari 50%. Hal ini untuk menjamin berlangsungan baterai itu sendiri supaya awet. Berarti kebutuhkan baterai sebenarnya adalah 7.5 / 0.5 = 15 buah baterai.
Seandainya harga satu baterai adalah Rp 2juta, maka total harga adalah Rp 30juta hanya untuk media penyimpanan.
Lalu berapa kebutuhan solar panel untuk mengisi baterai dengan penggunaan perharinya 9000vah?
Contoh kasus seperti saya yang mengunakan panel 100wp dengan penyinaran efektif setiap hari sekitar 4 jam. Dibutuhkan total 9000vah / 4h = 2250va. Sehingga kebutuhan panel adalah sekitar 2250 / 100 = 23 panel. Dengan harga tiap panel hitunglah Rp 10ribu / wp maka total untuk panel saja sudah Rp 23juta.
Sedikit intermezo, untuk Anda yang tertarik menggunakan solar panel. Dengan system offgrid. Kedepan semoga saya bisa menulis tentang type solar panel, dan macam system untuk solar panel.
Tuesday, March 28, 2017
Sunday, March 26, 2017
PhantomJS Cloud
Dari situs resminya, PhantomJS is a headless WebKit scriptable with a JavaScript API. It has fast and native support for various web standards: DOM handling, CSS selector, JSON, Canvas, and SVG.
Phantom JS dibangun oleh orang asli Indonesia bernama Ariya Hidayat. Luar biasa sekali bukan?
Dulu pertama kali tiba-tiba menemukan phantom adalah karena ingin membuat automasi akses ke web internet banking. Ya, dulu saya pernah membuat sebuah aplikasi dimana diperlukan untuk melakukan cek transaksi ke dalam Internet banking. Karena tidak mau report harus minta semacam API atau report dari bank. Yang tentunya kalau dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang eksklusif dari bank, pasti kena charge. Akhirnya coba-coba menggunakan phantom JS. Ya walaupun akhirnya tidak selesai untuk diimplementasikan ke system saya karena suatu hal. Tapi cukup menarik juga untuk dilirik bagi Anda yang ingin mengetest website Anda. Karena dengan phantom JS, Anda bisa membuat scenario testing sendiri.
Baru saja kemarin di hari Jumat, saya iseng pengin mencoba menggunakannya lagi. Cek di laptop ternyata belum terinstall, sehingga iseng Googling. Dan hasilnya, saya tertarik pada link ads yang ada dihalaman pencarian yaitu sebuat service cloud khusus untuk phantom JS.
Waow...lama tak bertemu dengan phantom JS, eh ini sudah ada versi cloudnya. Lumayan juga bagi Anda yang tidak mau install ini itu dilaptop Anda untuk menjalankan Phantom JS. Cukup menarik untuk dilirik, karena untuk penggunaan yang gratis, alias free, disediakan slot 500 halaman/hari yang bisa Anda akses. Walaupun sebenarnya Anda bisa saja lebih baik sewa VPS semisal DO, kemudian install Phantom JS disitu, cukup 5 dolar sebulan Anda bebas akses situs manapun dengan menggunakan phantom JS tersebut.
Tapi pilihan ditangan Anda, silahkan dicoba-coba dulu saja. Karena kalau saya sepertinya lebih enak install sendiri di laptop dan ditambah dengan casperJS.
Wednesday, March 22, 2017
Anti ClickJacking pada Tomcat 8
Tambahkan filter berikut pada web.xml
<filter> <filter-name>httpHeaderSecurity</filter-name> <filter-class>org.apache.catalina.filters.HttpHeaderSecurityFilter</filter-class> <init-param> <param-name>antiClickJackingOption</param-name> <param-value>SAMEORIGIN</param-value> </init-param> </filter> <filter-mapping> <filter-name>httpHeaderSecurity</filter-name> <url-pattern>/*</url-pattern> <dispatcher>REQUEST</dispatcher> </filter-mapping>
Subscribe to:
Posts (Atom)